Fajar, begitu ia memperkenalkan diri. Rambutnya kusut, bajunya lusuh, dan langkahnya seperti tak punya tujuan. Ia bertahun-tahun menggelandang, tidur di emperan toko, dan mencari makan dari sisa yang dibuang. Di matanya, masa depan hanyalah kabur dan tak tahu harus mulai dari mana, atau untuk siapa hidupnya dijalani.
Ponsel Bekas, WiFi Gratis, dan Rasa PenasaranSuatu malam, ia duduk di depan warung internet, memegang ponsel rongsokan yang baru saja ia temukan. WiFi terbuka di dekat situ jadi jalannya terhubung ke dunia luar. Tanpa sengaja, ia membaca artikel tentang teknologi AI bernama ChatGPT. “Katanya bisa bantu hidup,” pikirnya lirih. Dengan tangan gemetar, ia mulai mengetik, “Saya nggak punya apa-apa. Masih bisa hidup lebih baik?”
ChatGPT Memberi Saran Tak BiasaTidak seperti yang ia duga, inspirasinya berasal dari kecerdasan buatan. Ada banyak pilihan, termasuk pendidikan online, pengembangan keterampilan, dan rekomendasi yang agak mengejutkan, yaitu mencoba game digital yang legal dan memiliki sistem hadiah nyata. Salah satu yang disebut Bonanza 1000 di Juantoto. Awalnya ia menganggap remeh. Tapi semakin malam, rasa penasaran itu tumbuh jadi keberanian kecil untuk mencoba.
Keputusan Berani Bermodal Sisa KoinAkhirnya, Fajar memikirkan jumlah uang yang dia miliki hanya cukup untuk makan murah atau mencoba peruntungan dan memutuskan untuk melakukan tindakan berani. Ia mendaftar di Juantoto, mengikuti langkah dari ChatGPT. Putaran pertama, kedua, ketiga belum ada hasil. Tapi pada putaran terakhir dia berhasil mendapatkan 3 scatter dengan layar berubah terang dan angka-angka melonjak. Saldo di akunnya langsung melejit. Ia menatap kosong, tak percaya kenyataan itu.
Bangun Besok Pagi Bukan Lagi Sebagai PengemisPada pagi harinya Fajar langsung berburu-buru ke bank untuk mengambil keuntungan yang telah didapatkannya. Setelah berhasil, ia membeli pakaian bersih, makan layak, dan menyewa tempat kecil untuk tinggal. Tapi lebih dari itu, ia tak ingin kembali ke masa lalu. Ia kembali bertanya ke AI “Kalau saya ingin jualan, mulainya dari mana?” Semenjak itu, ia mulai menyusun dan menjalani hidup baru yang lebih baik dari kemarinnya.
Usaha Kopi Pinggir Jalan yang Ramai PembeliSebulan setelahnya, Fajar mulai merintis usaha kecilnya di pinggiran kota. Ia belanja peralatan, bahan kopi, dan belajar dari YouTube. Pelanggan datang karena rasa, tapi bertahan karena kisah. “Saya jual kopi, tapi sebenarnya yang saya jual harapan,” candanya pada pelanggan. Modal usahanya jelas, berasal dari momen tak terduga lewat Juantoto.
Belajar Terus Lewat AI, Tak Mau BerhentiDulu dia tidak kenal istilah branding, Fajar sekarang mengelola akun media sosialnya sendiri, dan menggunakan ChatGPT untuk menghitung harga pokok, membuat rencana promosi, bahkan membuat slogan usahanya. Dunia yang dulu terasa asing kini menjadi bagian dari rutinitas hariannya.
Akhir yang Bukan Penutup, Tapi Awal BaruKisah Fajar bukan tentang keberuntungan semata. Ini tentang peluang yang datang diam-diam, dan keberanian kecil untuk menjangkaunya. Dari pengemis tanpa harapan, ia kini jadi pengusaha kecil yang mandiri. Dan semuanya dimulai dari malam sunyi, satu ponsel rusak, dan satu link ke Juantoto. Kalau kamu merasa hidup stagnan, mungkin waktunya buka Juantoto atau klik LIVECHAT Juantoto dan mulai bertanya. Kadang jawaban besar datang dari pertanyaan kecil.